Tips-tips belajar bahasa jepang

Kesalahan-kesalahan dalam belajar bahasa jepang

Conbanwa minna-san jumpa lagi dengan sensei zuke, sensei mau kasih tau buat kalian masih pabeuliet gimana kesalahan dalam belajar bahasa jepang. langsung aja ini tips belajar bahasa Jepang atau lebih tepatnya kiat agar kita tidak salah dalam belajar bahasa Jepang. dan berikut ini adalah kesalahan belajar bahasa Jepang yang umum yang harus kalian hindari.

1. Selalu membanding-bandingkan dengan bahasa Indonesia

Menurut sensei ini adalah kesalahan paling fatal dan kesalahan seperti ini kayaknya udah sering banget deh dilakukan para pelajar bahasa asing saat mau belajar bahasa kedua mereka. Membanding-bandingkan yang saya maksud yaitu mengganggap pola bahasa Jepang itu sama dengan bahasa Indonesia, sehingga pelajar menjadi tidak begitu memperhatikan pola / feel kalimatnya lagi atau saat belajar grammar pelajar selalu lebih fokus hanya pada terjemahan bahasa Indonesianya aja dan tidak memikirkan grammarnya secara konteksional. Jika terus melakukan cara seperti ini maka saya yakin, bahasa Jepangmu akan terasa KAKU dan nggak natural, dan bahasa Jepangmu akan sama dengan Google translate=.=)a. Terus gimana cara mengatasinya? Cara agar tidak salah dalam belajar? Hmm, caranya ya kalian harus melupakan sejenak bahasa asli kalian khususnya dalam segi tata bahasa, yups hanya gunakan/lihat terjemahannya sebagai terjemahan aja. dan perhatikan kalimat dalam bahasa Jepangnya secara tata bahasa juga perhatiin konteks kalimatnya. Intinya adalah belajarnya seperti bayi, belajarlah seperti sobat pertama kali belajar berbicara. Semua bahasa itu mempunyai FEEL yang berbeda-beda^^

2. Menganggap Hiragana dan Katakana itu sama sulitnya dengan Kanji

Kadang ada juga orang yang mengganggap hiragana dan katakana itu sulit, dan karena itu mereka menunda dulu untuk mempelajari dua jenis huruf ini. padahal sebetulnya salah. Hiragana dan katakana itu mudah, jauh lebih mudah dari Kanji. dan merupakan hal yang paling dasar dalam bahasa Jepang. dan menurutku kana (hiragana dan katakana) adalah kunci untuk dapat memahami feel bahasa Jepang dengan sesungguhnya.

3. Takut salah dan jarang digunakan untuk praktek langsung

Ini juga kesalahan yang sering dilakukan oleh pelajar bahasa, takut salah, dan parahnya lagi ada juga orang yang bukannya memberikan masukkan malah mengatain atau memojokkan yang salah. padahal sebenarnya tidak ada kata “SALAH” lho dalam bahasa, adanya cuma lazim dan tidak lazim aja. Jadi orang yg ngatain, ngejek dll itu adalah orang yang masih pemula dalam belajar bahasa :p. dan buat yang takut mencoba nggak usah takut kok, toh kita bukan seorang native speakernya bukan? Jadi kalau melakukan kesalahan itu wajar. dan yang penting nggak usah ngerasa takut melakukan kesalahan, pelajaran bahasa tidak seperti matematika kok^^.

4. Selalu bertanya kosakata yang sebenarnya bisa di cari di kamus dan nggak mau berpikir sendiri

Ini ni juga agak nyebelin. kalau sekali-kali sih nggak apa-apa tapi gimana kalau tiap hari? Tiap jam? Atau tiap saat? Bakal nyebelin banget kan apa lagi ntar minta artiin yang udah pernah ditanya sebelumnya. saya rasa yang nanya minta terjemahin itu bukanlah orang yang emang niat ingin belajar dengan serius (hanya pelajar angin-anginan), gimana mau bisa bahasa Jepang buka kamus untuk liat kosakata aja malas. Jadi usahakan kalau bertanya itu bertanyalah hal-hal yang bermanfaat seperti kosakata ini apakah bisa dipakai di situasi seperti ini, atau kosakata ini artinya apaan sih udah nyari di kamus tapi nggak ada, dan pertanyaan-pertanyaan berbobot, bibit, bebet lainnya yang bisa di tanyakan.

Lessons

Mengenal kata-kata keseharian

Dalam Pelajaran bahasa Jepang kadang kala ada kosakata yang harus kita hafal kan, ini biasanya sangat umum di masyarakat, karena kata-kata ini adalah kata yang kita Temukan atau dengar dalam sehari hari kita

1. Aisatsu (Salam)

Dalam setiap obrolan, ada baiknya kita menggunakan salam untuk mengawalinya. Maka, dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang, kita pun harus mempelajari perihal kosakata yang mengacu pada salam yang sering kita gunakan untuk memulai pembicaraan.

Bicara masalah kegunaan, Aisatsu ini mempunyai fungsi yang sama seperti halnya salam sapaan yang kita ucapkan sehari-hari. Maka, sebelum kita masuk lebih jauh mengenai bagaimana penerapannya, ada baiknya kita pelajari tentang bagaimana kosakata dalam membentuk kalimat Aisatsu ini melalui beberapa contoh berikut :

  • Konnichiwa

Ini adalah salah satu contoh kosakata Aisatsu yang berartikan Selamat Siang/Sore. Sama seperti ucapan salam biasanya, ucapan Konnichiwa ini sering digunakan ketika bertemu atau bertatapan dengan seseorang ketika sore hari.

  • Oyasuminasai

Kosakata Aisatsu selanjutnya adalah Oyasuminasai yang berartikan Selamat Tidur. Dalam penerapannya, Oyasuminasai ini sering digunakan ketika kita ingin tidur dan ingin mengucapkan salam itu kepada orang terkasih atau orang terdekat kita.

  • Genki Desu

Genki Desu merupakan salah satu dari kosakata Aisatsu yang berartikan Aku Baik-Baik Saja. Kalau di bahasa Jawa, kita biasa mendengarnya dengan kata ‘Aku Rapopo’. Seperti halnya pada bahasa Jawa juga, Genki Desu itu digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai kabar kita.

Sebenarnya masih ada sangat banyak sekali contoh kosakata Aisatsu ini yang agaknya sangat mudah untuk kita pelajari bersama seperti halnya : Ohayogozaimasu (Selamat Pagi), Konbawa (Selamat Malam), Sayonara (Sampai Jumpa), Ogenkidesuka (Apa Kabar?), Irasshaimase (Selamat Datang) dan masih banyak lagi lainnya.

2. Daimeishi (Kata Ganti Orang)

Seperti halnya yang kita ketahui dalam bahasa Indonesia, kita mengenal apa itu kata ganti. Oleh karena itu, dalam bahasa Jepang pun sudah jelas pasti memiliki beberapa kata ganti yang agaknya memang digunakan tergantung kepada siapa kita berbicara serta dalam situasi bagaimana obrolan itu dilakukan.

Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat beberapa contoh Daimeishi berikut ini :

  • Kata Ganti Orang Pertama Tunggal

Dalam kata ganti orang pertama tunggal ini, kita masih bisa membaginya menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

  1. Watashi : Merupakan salah satu kosakata yang paling sering atau paling umum untuk digunakan dalam situasi apapun, entah itu formal ataupun nonformal. Kalau diibaratkan dengan kata dalam Bahasa Indonesia, Watashi ini sama dengan kata ‘aku’ atau ‘saya’.
  2. Watakushi : Merupakan salah satu kosakata yang dalam penggunaannya memiliki tingkat kesopanan yang lebih tinggi daripada Watashi diatas. Biasanya, Watakushi ini digunakan dalam situasi yang sangat formal seperti ketika kita berpidato atau di dalam acara-acara resmi lainnya. Padanan katanya adalah ‘Saya’
  3. Atashi : Kosakata ini biasa digunakan untuk satu gender saja, yaitu perempuan yang penggunaannya dalam situasi informal, yaitu saat berbicara dengan teman sejawat atau dengan orang sebaya yang sudah sangat akrab. Padanan katanya adalah ‘Aku’
  4. Boku : Berlawanan dengan Atashi, Boku ini digunakan untuk gender laki-laki yang mana juga dalam situasi informal.
  5. Ore : Sama seperti dengan Boku, kosakata ini biasa digunakan untuk gender laki-laki namun untuk meninggikan dirinya sendiri atau dalam kata lain, sering digunakan untuk menonjolkan status sosialnya. Padanan katanya adalah ‘Aku’ atau ‘Gue’.
  • Kata Ganti Orang Kedua Tunggal

Seperti halnya bahasa Indonesia, di dalam bahasa Jepang ini kita mengenal kosakata ganti untuk orang kedua tunggal. Berikut adalah contohnya :

  1. Anata : Merupakan pasangan dari kata ganti orang pertama tunggal, watashi. Yang mana dalam hal ini padanan katanya adalah ‘anda atau ‘kamu’
  2. Anta : Kata ganti orang kedua ini biasa digunakan dalam situasi yang informal. Biasa digunakan ketika kita berbincang-bincang dengan orang yang sudah cukup akrab.
  3. Kimi : Hampir sama dengan Anta, kata ganti ini sering digunakan dalam situasi formal. Bedanya, walaupun tidak mengenal gender dalam penggunaannya, namun Kimi ini sering digunakan untuk gender laki-laki.
  4. Omae : Sama seperti Kimi, namun Omae ini bisa dibilang kata ganti gaulnya bahasa Jepang. Pasalnya, padanan kata untuk kata ganti ini adalah ‘Loe’
  • Kata Ganti Orang Ketiga Tunggal

Melengkapi dari Kata Ganti Pertama dan Kedua, pun selanjutnya ada kosakata ganti bahasa Jepang yang orang ketiga tunggal. Berikut diantaranya :

  1. Ano Kata : Kata ganti orang ketiga tunggal ini sering digunakan dalam situasi yang sangat formal dan memiliki tingkat kesopanan yang tinggi dalam penggunaannya.
  2. Ano Hito : Berlawanan dengan Ano Kata, kata ganti ini bisa digunakan dalam situasi formal maupun informal. Untuk arti literalnya, kita biasa mendengarnya sebagai sebutan ‘orang itu’
  3. Kare : Kata ganti ini memiliki dua makna yang ganda, yaitu bisa diartikan sebagai dia laki-laki ataupun pacar.
  4. Kanojo : Berlawanan dengan Kare, kata ganti ini sama memiliki dua makna ganda. Hanya saja, kata ganti ini digunakan untuk gender perempuan.

Mengacu dari apa yang sudah dijabarkan, ketiga kata ganti tersebut ada bentuk jamaknya. Pada dasarnya konsepnya sama dan itu masih sangat mudah untuk dipelajari.

3. Angka (Bango)

Untuk kosakata berikut ini, mungkin tidak perlu dijabarkan secara runtut mengingat kita sudah sangat mengetahui apa itu angka dan apa itu fungsi dari penggunaan angka tersebut. Hanya saja, disini kita akan mempelajari tentang kosakatanya dalam bahasa Jepang. Maka, berikut adalah beberapa contoh kosakata Bango :

  • Ichi : Satu
  • Ni : Dua
  • San : Tiga
  • Shi/yon : Empat
  • Go : Lima
  • Roku : Enam
  • Sichi/nana : Tujuh
  • Hachi : Delapan
  • Ku/Kyuu : Sembilan
  • Juu : Sepuluh

4. Hari (Hibi)

Dalam berbahasa Jepang, ada baiknya kita memang mengetahui mengenai kosakata HIBI atau dalam bahasa Indonesia kita bisa mengartikannya sebagai nama hari atau keterangan hari. Berikut akan dijabarkan mengenai contoh-contohnya yang sangat mudah untuk dipahami :

  • Nichiyoubi : Senin
  • Getsuyoubi : Selasa
  • Kayoubi : Rabu
  • Suiyoubi : Kamis
  • Mokuyoubi : Jumat
  • Kinyoubi : Sabtu
  • Doyoubi : Minggu
  • Gozen : Menjelang Siang
  • Yuugata : Sore
  • Ototoi : Dua Hari Lalu
  • Kyou : Hari Ini
  • Asatte : Dua Hari Yang Akan Datang
  • Rai Shuu : Minggu Depan

 5. Musim (Kisetsu)

Di Jepang memang terkenal dengan berbagai macam musim. Namun, dalam kasus ini, kita hanya perlu mengenal mengenai kosakata Kisetsu dalam bahasa Jepang. Berikut adalah contoh-contohnya :

  • Natsu : Musim Panas
  • Aki : Musim Gugur
  • Fuyu : Musim Dingin
  • Shiki : Musim Semi
  • Haru : Empat Musim

6. Anggota-Anggota Tubuh

Kosakata bahasa Jepang memang sangat banyak macamnya. Termasuk bagian-bagian tubuh yang agaknya memang harus kita pelajari secara seksama. Berikut adalah contoh-contoh kosakata untuk anggota-anggota tubuh dalam bahasa Jepang :

  • Tsume : Kuku
  • Ude : Lengan
  • Te : Tangam
  • Yubi : Jari
  • Ashi : Kaki
  • Heso : Pusar
  • Onaka : Perut
  • Mune : Dada
  • Nodo : Tenggorokan
  • Kuchi : Mulut
  • Ha : Gigi
  • Hana :Hidung
  • Mimi : Telinga
  • Me : Mata
  • Atama : Kepala
  • Kami : Rambut

8. Warna

Dalam hidup, kita mengenal banyak warna yang menghias indahnya dunia ini. Oleh karena itu, ada baiknya kita dapat mempelajari mengenai kosakata bahasa Jepang dari warna ini. Berikut ini adalah beberapa contoh kosakata untuk warna dalam bahasa Jepang :

  • Shiro : Putih
  • Akai : Merah
  • Kuro : Hitam
  • Aoi : Biru
  • Midori : Hijau
  • Soiro : Kuning
  • Haiiro : Abu-abu
  • Murasaki : Ungu
  • Momoiro : Pink
  • Orenjiiro : Jingga
  • Kiniro : Emas
  • Giniro : Perak